Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang semakin pesat memberikan pengaruh pada perkembangan pendidikan. Negara-negara maju berupaya untuk selalu mengembangkan kurikulum pendidikanya mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Semakin luasnya ilmu pengetahuan menuntut pihak yang terkait untuk menyusun suatu kurikulum yang efektif, efisien dan menarik bagi siswa.
Pada tahun 1974, pemerintah Indonesia mereformasi kurikulum pendidikanya yang awal berbasis materi berubah menjadi berbasis tujuan. Salah satu tujuanya adalah mensiasati perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat luas yang berakibat materi yang harus dikuasai semakin luas pula. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan yang esensial saja yang akan dipelajari oleh siswa dalam bentuk tujuan-tujuan yang telah dirumuskan. Dan pada perkembangan selanjutnya, tujuan-tujuan ini dikenal menjadi kompetensi-kompetensi pada kurikulum 2004 (KBK).
Kenyataan ini menujukkan besarnya pengaruh perencanaan kurikulum dalam menentukan keberhasilan suatu pendidikan. Pendidikan untuk dapat maju dan terus berkembang perlu adanya suatu perencanaan dalam segala bentuk kegiatannya baik tujuan yang akan dicapai, sarana prasarana, materi pelajaran yang akan disampaikan, dan lain sebagainya. Dengan perencanaan yang matang maka diharapkan tujuan dari pendidikan akan dapat tercapai secara maksimal.
Pada pembahasan chapter ke–3 dari buku Peter F. Olivia dikemukakan tentang proses perencanaan kurikulum dari lingkup tingkatan dengan sector/kawasan. Pada setiap level dan sector akan tampak peran-peran dari penentu kebijakan dan pelaksana pendidikan yang saling terkait. Ada lima tingkatan (level) yaitu classroom level, the team/ grade/ departement level, the school individual level, the school discrite level, and the state level. Sedangkan sector yang dibahas pada buku olivia meliputi tiga sector perencanaan kurikulum yaitu regional, nasional dan internasional (world).
Lihat selengkapnya Multilevels & Multisectors Planning
